Empat Desember 2016
adalah pengalaman pertama Agastya untuk turun matras di ajang Kejurnas Silat
Perisai Diri Antar Pelajar III Tahun 2016, yang dilaksanakan selama 4 hari
mulai tanggal 3 s.d. 6 Desember 2016 di Tabanan, Bali.
Selama ini Agas hanya
naik panggung untuk menampilkan teknik silat Perisai Diri dalam suatu acara
tertentu (tanpa penilaian). Namun kali ini ia harus mengeluarkan energinya di
hadapan para pendekar yang menjadi Dewan Juri.
Sementara Devira memang sudah pernah turun matras pada Kejuaraan Walikota Cup 2016. Keduanya sudah punya pengalaman tampil hanya situasi yang berbeda.
Penampilan Agastya Di Atas Matras |
Sebagai ayah sekaligus
kakak seperguruan, saya tentu mempunyai tanggung jawab moril. Dengan waktu
persipan yang cukup singkat, latihannpun dilakukan super ketat. Dan kami hanya
menentukan satu pasang di tingkat SD. Agastya (pa) sementara Devira (pi), kategori Kerapian Teknik Asli Perisai Diri, Minang Kabau.
Saat kedua anak didik
ini bermain di atas matras, detik pertama perasaan tegag dan cemas menyelimuti
diri saya. Namun ketika mereka bermain begitu serius dan semangat, rasa cemas
dan tegag itu mulai sirna tergantikan dengan perasaan yang luar biasa.
Dari 13 (tiga belas)
peserta kategori putra, Agastya berhasil meraih di posisi pertama, sementara Devira bersaing dengan 12 (dua belas)
peserta dan meraih posisi kedua.
Penampilan Devira Di Atas Matras |
Perjuangan kamipun
tidak sia-sia. Dan saya siap-siap untuk membayar kaul kepada mereka, karena
telah berjanji kalau menang akan diberikan hadiah khusus. Padahal menang atau
kalah tetap saya belikan.
Semoga semangat mereka terus membara untuk
melestarikan budaya bangsa di bidang Pencak Silat dan tentunya terus menorehkan prestasi. Salam Bunga Sepasang.
Ups...saya ikut nampang dengan mereka :) |
Bersama Keluarga Devira |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar